Selamat Datang di Ruang Pajang Cipta Karya Sastra (Puisi, Cerpen, Drama, Artikel, dan Catatan Budaya) =============================================================================

Jumat, 07 Oktober 2011

TUHAN DI BALIK KACA JENDELA

Siapa lindap dalam bayangmu
seorang kekasih atau sepasang ahli nujum membaca mantra mantra
jangan mengharap sekeping uang receh untuk terus mengubah manusia jadi setan
dunia gemerlap dengan manusia serba munafik tak jelas
membedakan warna, membuat batasan batasan serta dogma karatan
keyakinan akan Tuhan terkadang terlalu kelewatan
keyakinan akan leluhur terkadang terkesan memabukan
hingga bencana seolah bisa kita beli dengan serapah kata rahasia
yang ada dalam tombol-tombol mantra tak jelas
dalam kaleng kaleng minyak dukun
dalam botol botol pawang dosa yang sesungguhnya berisi anggur, tuak, arak
letusan gunung bayarlah dengan kekuatan aksara
dan kirim gelombang pikiran sesuka hati. Fokus jiwa. Pusatkan pikiran
Hop…..berhenti!
hentikanlah dia, keris keris dan segala benda bertuah, berhala
bercampur dalam pertiwi, oh, ini milik laut, gunung, langit
Lalu kau petik bintang dan jadikan rembulan sebagai kembang dalam menahan amarah
jangan lupa beli sedikit kemenyan dan abu gosok, lalu taburkan!
bencana demi bencana datang tetaplah sebuah bencana tak memberi maaf
sambil berloncatan butuh kesiagaan dan larilah. Ingat lari, selamatkan diri!
katakan :
Tuhan, kali ini saja, bukan aku mohon pengampunan, bukan mohon keadilan
serta ceramah ceramah tentang kebenaran
masih ada campur tanganMu disini untuk mengisi tumbal dalam kawah dimensi pelebur dosa.
bisa ditawar tawar,
bisa?
itu kata orang pintar, kata orang hebat yang mampu berkomunikasi
dengan Tuhan di negeri radius atmosfir
bahkan untuk mengevakuasi kebatilan, kebobrokan.
Bukan soal kebocoran moral manusia dengan nurani yang sudah dianggap
compang camping
sekali lagi anakku, Tuhan tengah murka! Bukan hanya umat, cuacapun terinfeksi depresi!
mengaduk aduk dunia dengan tsunami, gempa bumi,bah bandang, letusan berapi
mencuci dunia dengan detergent bak lautan neraka
seolah Tuhan tengah menjadi ahli nujum, kita anggap mencatat-catat waktu yang berlari
dengan bola kaca dunia
begitu hebatnya dunia dengan klep atmosfir mampu engkau rengkuh
seolah mengotak atik klep yang tertinggal hanya seker kendaraan tanpa CDI
bak jantungnya dunia

Bencana demi bencana tetap datang dengan kemauannya
Tuhan tersenyum di balik kaca jendela
tak terlihat




perigi, okt’10

Tidak ada komentar:

Posting Komentar