Selamat Datang di Ruang Pajang Cipta Karya Sastra (Puisi, Cerpen, Drama, Artikel, dan Catatan Budaya) =============================================================================

Minggu, 09 Oktober 2011

PENYAIR AKHIRNYA

Dengan ucapan terimakasih yang tak terhingga kepada sang TAKSU yang telah melahirkan sebagai seorang penyair beken
Ucapan terimakasih yang tak terhingga kepada sang TAKSU yang tiap malam aku sebut namanya sehingga telah melahirkanku sebagai cerpenis yang lumayan bagus tulisan saya walau masih banyak bopeng-bopengnya

Penyair tak menunggu turunnya hujan dari langit ketika ia harus meramalkan kata-kata menjadi sebuah kalimat indah dibaca
Penyair tak harus sebentar jongkok di WC untuk mampu menetapkan pilihan apakah kata-katanya siap untuk dibacakan di mimbar-mimbar
Penyair adalah ibadah pada kata-katanya sendiri yang tidak selalu dianggap miskin idealisme karena komitmennya yang tinggi untuk menetapkan kata sebagai sebuah perubahan moral masyarakat yang dianggap sakit
Penyair terkadang memancing sensasi yang genit menggoda di depan mata, walau terkadang sering penyair termakan oleh kata-katanya yang dirangkai
Karena begitulah penyair siap dimaki saking sukanya memaki kebobrokan bangsa ini dalam penjajahan kaum koruptor.
Penyair kendati suka uang dan tidak malu untuk kaya namun belum layak melahirkan generasi koruptor
Penyair suka memainkan kata-kata dengan bersilat lidah namun enggan membunuh sesama manusia, apa lagi sesama penyair
Penyair enggan untuk jual diri, apalagi menjual bangsa ini menjadi bangsa tanpa harga diri, namun penyair tidak suka kampanye untuk mencalonkan dirinya jadi presiden, adalah lebih baik ia menjadi seorang presiden penyair untuk kata-kata yang disyairkan

Penyair adalah rakyat miskin yang kaya kata-kata makanya sebagai seorang birokrat jangan coba-coba menjadi penyair kalau tergelincir dan tidak setia dalam prilaku kata-katan sendiri dalam prilaku terpilah
Dengan demikian seorang penyair harus siap miskin kendati kadang-kadang sering mengaku kaya raya, punya sawah luas, punya rumah mewah, punya istri banyak dan punya anak banyak sebagaimana yang disyairkan dalam karyanya yang kaya makna

Penyair adalah roh dahsyat yang melahirkan kata, bak Taksu ketika setiap makna syairnya meruntuhkan negeri awan gelap bobrok moral
Dan Penyair di akhir kedatangannya dijadikan pesakitan
runyam…….!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar