Pada hari-hari mendung Tuhan rajin
menulis surat untuk kekasih-Nya di bumi
orang-orang sabar
dicelupkan-Nya pena bianglala yang
bercahaya ke dalam tinta hijau
berkali-kali. Geletarnya menyelesaikan udara
rapi mengarsir air Situ Patenggang
Ketika matahari lepas dari tangkainya
Tuhan membiarkan seluruh isi langit
juga bukit-bukit
juga batuan dan kembang rumput
mengaca di atas kemilau Situ Patenggang
mangkuk tinta-Nya
131085 – 09.42
(dari parade karya majalah Hai no.16x edisi 22-28 april 1986)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar