Selamat Datang di Ruang Pajang Cipta Karya Sastra (Puisi, Cerpen, Drama, Artikel, dan Catatan Budaya) =============================================================================

Kamis, 18 Februari 2010

WORKHOLICS: MUARA SEBUAH TREPALIUM


Albert Low menulis begini : memang sulit membuat struktur organisasi yang memungkinkan semua karyawan, khususnya para spesialis, dapat melakukan pekerjaan dengan efisiensi dan produktivitas maksimum.Tanda tanya terbesar, menurut Low, adalah bagaimana membuat orang-orang itu cocok dalam “ kotak” nya. Well, sebuah ungkapan lama The right man on the job?
Konteks di atas menarik minat setiap manajer, pemikir perusahaan yang senantiasa berhari-hari membuat jadwal rotasi tenaga kerja untuk meningkatkan omzet perusahaan. Dan mereka membuat kantung-kantung kegiatan yang terdispersi dalam efektifitas tidaknya penempatan setiap worker pada bidangnya masing-masing. Efisien apa tidak untuk pencapaian target maksimum seandainya tenaga yang ditempatkan yang justru sebaliknya spesialisasinya malah akan melumpuhkan SDM. Seandainya pemahaman para worker yang menuai obsesi tentang sebuah kerja yang terlalu membebani, bukan sebuah perkara sepele muaranya akan membentuk kotak-kotak spesialisasi trepalium terbagi-bagi. Sebutan lain dalam bahasa latin yang dapat diterjemahkan sebagai pemasungan atau sebuah anggapan kerja itu adalah sebuah siksaan. Para tenaga kerja yang terpaksa melakukan kewajiban tidak pada skillnya masing-masing.. Pada akhirnya Seorang Albert Low-pun akan membuat sebuah dilema yang skeptis. Workaholic akan berkata, kerja bukan sebuah beban lagi dalam dilematis pengharapan sebuah kerja dalam nurani berbeda. Sebuah kerja yang ibadah.Sehingga trepalium bisa berubah konotasi sebagai perbudakan halus sebuah kerja, Trepalium mengembangkan sebuah jaring sutra tembus pandang dalam sebuah kalimat prosedur worker. Kerja yang disiplin untuk pencapaian target .Kalau kita melihat proses berlangsungnya kerja buruh pabrik, memang pas perlakuan konteks di atas. Akankah itu terjadi pada proses pelayanan jasa pada sebuah apotek? Silly question deserves silly answer. Atau Recipe, istilah bahasa farmasi latin seorang dokter menulis resep buat penebusan obat di apotek: ambil dan siapkan. Sebuah icons pencapaian target. Kewajiban sebuah pencapaian pada garis di tingkat aman perusahaan terhadap produktivitas tenaga kerjanya. Produktifitas yang mengabaikan kreatifitas untuk ukuran workaholic.
Sasaran vital dalam perusahaan pada akhirnya adalah laba. Pencapaian sebuah target yang harus dibumbui oleh efisiensi dan efektifitas.Kinerja yang baik pada totalitas setiap kompleks permasalahan sehingga tanpa disadari harus tercapai kerjasama yang baik , telah dibangun suatu komunikasi antara manajer dan bawahan dalam sebuah disiplin kerja yang baik. Dan manakala itu bermuara pada trepalium akan menjadi penghambat komunikasi dan kreatifitas karyawan. Komunikasi seorang atasan yang kurang kondusif terhadap bawahan akan memberikan signal lumpuhnya produktifitas karyawan. Gejala awal kreatifitas yang mandul yang menggiring pada laba yang tak tercapai. Menggiring pada laba yang tak menentu serta menggiring aktifitas kerja sebagai pekerja yang semau-maunya.
Pertanyaannya adalah bagaimana produktifitas tanpa mengabaikan kreatifitas pada sebuah apotek suatu unit layanan dari hulu ke hilir untuk meningkatkan laba sebuah apotek? Apakah hanya cukup dibangun oleh sebuah komunikasi yang baik saja antara manajer dan bawahan. Kalau ini dikatakan sebuah jawaban bahwa komunikasi yang baik mampu meningkatkan kinerja, tentunya akan dapat mengembangkan sebuah kemajuan dari tingkat rendah sampai tingkat atas untuk kemajuan apotek itu sendiri, akan jadinya seorang worker tangguh produktifitas yang penuh kreatif dalam meningkatkan laba apotek.
Workhaholic pada perusahaan kita seperti Kimia Farma ini adalah mensejajarkan antara produktifitas dan kreatifitas untuk pencapaian kerja. Untuk pencapaian sebuah kinerja yang unggul tentunya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar