Selamat Datang di Ruang Pajang Cipta Karya Sastra (Puisi, Cerpen, Drama, Artikel, dan Catatan Budaya) =============================================================================

Minggu, 14 Februari 2010

1 TRILYUN PRODUK KF DI BALI


Bertempat di hotel Ina Sindhu beach Sanur Bali dari tanggal 30 april sampai dengan 1 mei 2009 telah berlangsung acara workshop produk kaef . Acara yang dibuka langsung oleh direktur pemasaran drs. Agus Anwar yang menurut beliau kegiatan workshop ini merupakan target terakhir dari beberapa perjalanan dari masing-masing BM yang telah dikunjungi selama jadwal kegiatan roadshow di beberapa daerah yang nantinya diharapkan mencapai target 1 trilyun. Acara yang diikuti 3 Bisnis Manager terdiri dari BM Bali, BM Mataram NTB dan BM Kupang berlangsung sangat padat dengan diselingi beberapa kali teriakan yel-yel yang merupakan bentuk semangat baru dalam sinergi yang mempersatukan antara ujung tombak pemasaran trading, KFA dan unit produksi.
Yang menarik dari kegiatan workshop kali ini sebagaimana komentar Drs Suharno,apt direktur utama KFTD bahwa dari beberapa daerah yang dikunjungi , hanya daerah Bali-Nusra ini yang terlihat sangat antusias dan penuh semangat dari awal acara, para peserta hampir sebagian besar memberikan suatu harapan sangat optimist. Terlihat pada sesi tanya jawab beberapa peserta memberikan pertanyaan yang bersifat menukik pada sebuah celah-celah bagaimana bertemperamental sebagai penjual yang handal untuk produk sendiri, bagaimana menanggapai kendala pemasaran kompetiter yang demikian gencar nilai santunannya (contohnya: sanbe, kalbe,dexa ataupun novartis yang nyata-nyata diatas peringkat pareto produk KF) .Tidak ada tanda-tanda ataupun gejala-gejala yang mengesankan track-record bagaimana sebenarnya hubungan yang dianggap kurang sinergis selama ini terjadi di lapangan antara KFA dan KFTD yang terkesan saling menyudutkan dalam upaya pembenahan pelayanan di tingkat intern. Tidak ada sesuatu hal yang mengkhawatirkan untuk kerjasama ke depan dalam mengupayakan serta lebih memprioritaskan produk kaef pada counter-counter pelayanan, pada setiap harapan yang lebih mengoptimalkan substitusi terjadinya transaksi produk sendiri serta lebih mengutamakan pemakaian produk Kaef dalam penulisan resep, khususnya bagi karyawan Kimia Farma itu sendiri. Intinya untuk karyawan dan seluruh keluarga karyawan wajib mempergunakan produk KF.
Permasalahan klasik yang kerap muncul manakala membicarakan produk KF, terlebih ketika dikaitkan dengan penulisan resep produk pihak ke-3 akan dihadapkan pada satu dilema hingga berujung pada pertanyaan: “Kenapa kok produk KF jarang di tulis dokter atau malah tidak dikenal sama sekali?” Dan salah seorang dokter pernah komentar dengan nada guyon: “Wah, dari Kimia Farma ya? Kurang ne Fulus-nya !” Apa iya produk kaef kurang laku? Apa iya, produk kaef jarang ataupun boleh dikatakan tidak pernah dipromosikan? Akhirnya ujung-ujungnya akan saling melempar kesalahan antara KFA, KFTD dan Plant muaranya pasti menyalahkan marketing. Hal ini terkait dalam pemaparan direksi operasional KFA Dra. Juleti,apt pada sesi ke 2 setelah presentasi produk yang disampaikan drs. Agus Anwar. Dalam pesan awal direksi operasional menggambarkan bentuk karikatur yang cukup jeli membahasakan apa sesungguhnya yang terjadi di lapangan. Sebuah rumours halus yang saling mencari kambing hitam dan saling main tuding-tudingan antara KFA,KFTD,Marketing dan Plant. Dan akhirnya yang menjadi pemenang adalah pihak 3. : ”Bangun dan kembangkan tuh apotek Kimia Farma banyak-banyak di seluruh Indonesia, pangsa pasar gue bakal meningkat tajam.” Kata orang sanbe akhirnya.. Jangan sampai terjadi anggapan demikian, walau itu suatu kenyataan yang kita jumpai di lapangan. Inilah merupakan tonggak sejarah awal sinergi menjadikan produk sendiri sebagai primadona KFA, papar Juleti lebih lanjut. And than.......STOP BLAMING!!!!
Harapan direksi operasional untuk semua pihak mengingat pangsa pasar produk KF di apotek KF sendiri, sangat kecil dan cenderung menurun dari tahun ke tahun, bahkan seperti terkesan kita terlena dalam sebuah tidur yang panjang oleh buaian produk pihak ke-3. Harapan untuk semua pihak antara prinsipal, distributor dan apotek bukan hanya jalan sendiri-sendiri atau lebih tepat dikatakan produk KF masih jalan-jalan di tempat. Adalah menghilangkan semua kesan yang saling menyalahkan satu dengan yang lain, efektifitas keberhasilan dalam pelaksanaan untuk mewujudkan produk KF menjadi primadona adalah menjadi tanggung jawab bersama antara KFA, KFTD dan Plant/marketing. Dengan demikian tolok ukur keberhasilan sinergy yang dimaksud dalam kebersamaan semua pihak bahwa pangsa pasar produk KF di apotek KF sendiri menjadi terbesar diantara pangsa pasar produk prinsipal lainnya. Mungkinkah itu? Tekad dalam workshop yang berlangsung di Denpasar Bali ini telah mencatat dan akan menjadi tonggak sejarah untuk diteruskan ke daerah-daerah dengan mengubah mindset bahwa produk KF merupakan tanggung jawab kita semua untuk kita pasarkan, kita perkenalkan kepada masyarakat secara terus menerus tanpa pernah berhenti.
Dan yang lebih menarik lagi dari workshop ini dengan kehadiran dirut PT Kimia Farma Bp syamsul Arifin dalam memberikan sebuah cerita menarik yang membuat terbahak-bahak seluruh peserta yang hadir. Akhirnya memang Quo Vadis Kimia Farma! Pada rel kereta sebelah mana kita berjalan? Akankah sampai ke tujuan atau macet total keretanya tidak jalan sama sekali alias jalan-jalan di tempat?(DGK)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar