Selamat Datang di Ruang Pajang Cipta Karya Sastra (Puisi, Cerpen, Drama, Artikel, dan Catatan Budaya) =============================================================================

Selasa, 16 Februari 2010

KUHARAP ANAK ( LAGI )


Anakku pertama lahir, hidung tertekan :
Pesek!
Anakku kedua lahir, perut mengembang :
Gembul!
Anakku ketiga lahir, mata tenggelam :
Sipit!

Begitulah menanam padi bak benih yang terlahir pada rahim yang sama
Berharap kesempurnaan dari istri tak berbeda sejauh janin yang kujanjikan
Aku bermimpi Pandawa hanya menunggu penutupan dari bait kisah sang rupawan.
Jangan Yudisthira! Mata dadunya selalu sial hingga terlunta-lunta di rimba pengasingan
Jangan Bima ! nanti malah ibunya di sangkol
Jangan Arjuna! Bah, bisa-bisa aku’kan jatuh cinta pada menantuku.

Bagaimana kalau kembaran sang Nakula-Sahadewa?
Kebat-kebit aku menunggu di depan ruang persalinan dengan menggambar wajahnya
Rupawan pada sang pembungkus ari-ari
Yang siap-siap terkubur di halaman depan pintu rumah
(di sebelah kirikah? Atau kanan?)
Jangan di tengah-tengah : itu tempatnya Korawa

Sudah pecahkah ketuban ibunya?
Wow… harap-harap cemas antara kecemasan kolaborasi: Pesek dan gembul dan sipit!!
Dan…………..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar