Kamis, 11 Februari 2010
CAMAR RESAH II
Bila kaki kaki musim menjenguk
kudapati ia sedang iseng menggurat kata
dengan pena bibir
airmata
merah
dan cakrawala lukisan lembut
iringan jalan nuju persimpangan mimpi
menuntun cerita dari sarang sajakku
menghuni kediaman
atau selalu sesadar napas panasi aliran dahaga
sampai mata, pusaran panas
daratan kembara menepi riak habisrasa
terbenam
semau-maunya!
Musim kepada camar resah
tak segampang cemburu mencuri-curi
sarang cintamu
Begitu lama terbang bayangmu
deras menimpa runtuhan hujan
seperti lukisan wajah air
memantul mantul
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Ah....
BalasHapusJika tak cukup waktuku
Miliki semua kenangan
dan,
Nikmati mimpi tentang sgala resah
bercumbu dengan asa
yang mengalir isi tiap sisi
di relung hati...
Biarkan mentari
dan,
bintang bernyanyi
tanpa perlu ada
emosi dan segala usaha lagi,
tak perlu...
Bukankah,
cinta sejati
sudah cukup bagi cinta itu sendiri
tanpa segala tuntut lagi
tanpa hadir fisik
dia akan abadi.