Selamat Datang di Ruang Pajang Cipta Karya Sastra (Puisi, Cerpen, Drama, Artikel, dan Catatan Budaya) =============================================================================

Senin, 01 Maret 2010

B A T U A J I - anggara kasih dukut -

Kudengar gemuruhmu suara suara malam
Sesaknya wewangian asap penghabisan bakaran dupaku
mimpi ini selalu Engkau hadirkan
pada setiap datangnya kesadaran di hadapan istanaMu
“disini saja bermalam-malam sepanjang sinambung bahana kidung” katamu
hingga menunggu datangnya pagi
berapa usia leluhurku kini?
Bertambah satu hitungan dalam sekali dua kali tancapan dupa
(berbaur asap dupa yang ngelayang ke atas langit langit merajan)
masih kita menyongsong dalam tari-tarian rejang
dalam kesetiaan yang hangat
- para leluhurku kian menawan
menebar pesona

Mengukur ngukur jarak nasib yang
tengah dipertarungkan bagi petarung malam
malam retak dalam ketimpangan gemerlapnya kegelapan hati yang kering
tak bercahaya pendaran penantian
di ujung altar
mengalir, melingkar lingkar di pusaranmu
ditelan ujung kesangsian

Ataukah hanya karena lidah kita berucap
sembarang waktu
sembarang keinginan yang senantiasa
menopang menagih nagih
mencumbui hasrat rapuh
tiba di batas sadarmu
di batas segala rasa
di batas batasi segala tarian
dimana gamelan
dan gong usai melukiskan hasratnya
memainkan panah panah kata
dari nyanyi kegelapan

atau senantiasa kegelapan ini tak berujung
memburu mimpi mimpi
entah pada bait yang mana kita memulai kesenjangan yang janggal
Dewa-Dewa menari tanpa suara-suara gamelan
yang seolah hingar menusuk telinga
mengacung acungkan tombak bersaput poleng menelan denyar
mendengar para kawi yang hadir suarakan kidung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar