Selamat Datang di Ruang Pajang Cipta Karya Sastra (Puisi, Cerpen, Drama, Artikel, dan Catatan Budaya) =============================================================================

Minggu, 14 Maret 2010

JANUARI KELAM (lupa jalan pulang)


Begitu lambat kau layarkan gelombang sesaat
dalamnya lautan
ketika matamu pernah bergolak merisaukan segala resah keinginan
pembaringan ini senyap
asmara sunyi yang berubah jadi hari hari kelam dalam keinginan merubah warna hati
kelabu
camar terbang mengepak senja, mengukir kesepian betapa tingginya kau jangkau
langit
betapa dalam hati manakala kita belajar menjenguk dalam berbagai warna airmuka
senantiasa berubah-ubah tak tentu arah
menggaris datar di setiap permukaan mana harus ditebak duluan, sebuah hati tak tentu
punya jawab.
Cinta ini ternyata sebuah kerisauan yang menggebu-gebu setiap angan tak sampai, setiap jengkal senyum yang memberi arti tak sama:
buat siapa?
menunggumu ternyata hanyalah menanti musim lewat sekelebat bayang bak burung camar mengiggau terbang di malam penuh teka-teki tanpa meramalkan datangnya purnama
memamerkan kecahayaan abadi :
dimana sesungguhnya kau sembunyikan kerinduan
Jangan kau cemaskan kesepian ini bila laut masih mampu menyembunyikan gelombang pada purnama yang beruntun datang dan pergi melayarkan janji bertepi.
Jangan kau cemaskan ketakutan bila ternyata langit kosong tak memberi sedikit halaman buat camar singgah menawarkan kabar :
Dimana sesungguhnya pelabuhan terakhir menggiring kerinduan pada dermaga yang sama di batas penantian hari
Jangan kau cemaskan gelombang yang lupa jalannya pulang menuju lautan luas tak bertepi, bila hati telah kosong tak menghuni warna
kasih, ternyata di atas langit masih ada camar terbang mencari senja yang diam-diam kau sembunyikan disudut hati paling dalam.
di atas langit ternyata masih ada langit yang mengintip awan tak berubah-ubah berbulan bulan hitungan waktu berusaha menggapai tanahku berpijak
ternyata purnama hanya selingan cahaya sepintas yang merubah airmuka kelabu jadi pualam yang tak kering-kering menawarkan kesangsian
begitu lambatnya gelombang mencari sunyi lautku
yang lupa jalan pulang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar