Selamat Datang di Ruang Pajang Cipta Karya Sastra (Puisi, Cerpen, Drama, Artikel, dan Catatan Budaya) =============================================================================

Selasa, 16 November 2010

Prosa liris: ROMANSA SAHIDI (29)

Artinya matanya sulit ditebak apa makna dan apa maunya.
Namun kalau melihat bokong wanita, matanya berbinar.
Bercahaya.
Terang benderang.
Berkilau.
Berkilat laksana belati yang siap menikam mangsa.
Senior itu panggilan khas yang diberikan teman-temannya untuk istilah singkatan ‘senang istri orang’.
Salah satu bentuk sapaan yang halus terkesan memberi rasa hormat namun dibalik itu sesungguhnya mengejek prilaku Saidi yang bermoral bejat dengan menggauli istri-istri temannya sendiri.
Demikian kata-kata tetangganya yang sudah tidak simpati melihat gaya-cara hidupnya yang tidak mencerminkan seorang guru atau sebagai tenaga pendidik.
Dan sangat memalukan kalau hal itu sampai terdengar oleh ustazd maupun ustazah yang sering datang ke rumahnya mengetahui apa yang dilakukan secara diam-diam oleh Sahidi, atau paling tidak mengetahui cara-cara tindakannya yang tak terpuji dengan merengut kehormatan rumah tangga temannya sendiri.
Gila betul.
Betul-betul gila.
Sahidi memang gila.
Ada orang yang gila kekuasaan, ada yang gila duit, ada yang gila kehormatan, ada yang gila judi, ada yang gila minum minuman keras beralkohol terkadang hingga klimaks bermuara di awang-awang mabuk.
Mabuk kepayang.
Mengawang!
Di kedalaman hati nan rawan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar