Selamat Datang di Ruang Pajang Cipta Karya Sastra (Puisi, Cerpen, Drama, Artikel, dan Catatan Budaya) =============================================================================

Rabu, 10 November 2010

Novel : SENGGEGER KECIAL KUNING JARAN GUYANG ( 9 )

Rina yakin lelaki itu tidak mampu mencerna tiga keinginan yang dia ungkapkan. Semudah itukah haji Saidi membalikkan kata-katanya sendiri? Padahal barusan lelaki itu menceritakan tentang kejelekan istrinya sendiri. Barusan dia meminta saran padanya bagaimana caranya untuk mengenyahkan istrinya yang dianggap selalu menjengkelkan. Lelaki itu menanyakan, entah merupakan pertanyaan pancingan dengan mengatakan dimana bisa di tunjukkan orang pintar. Haji Saidi ingin membunuh istrinya sendiri.
”Kalau bisa saya ingin memberikan racun dalam makanannya, dik. Biar langsung meninggal.” Itu kata-kata yang dia keluarkan barusan. Oh, sadis sekali! Dan sekarang semudah itu dia mengatakan untuk menyanggupi tiga hal yang Rina inginkan. Akankah seseorang yang punya rencana jahat ingin membunuh istrinya sendiri secara tiba-tiba pada wanita lain berkata berbeda untuk menyanggupi menyayangi, menghargai apalagi akan melindungi?
”Itu sih sangat mudah sekali, dik” lagi dia dengar suara lelaki itu.
”Mudah? Bukankah barusan pak haji mengatakan padaku merencanakan akan membunuh istri pak haji sendiri?” Rina membalikkan ucapan laki-laki itu.
Tak terdengar suara di seberang. Barangkali kaget mendengar ucapan Rina yang tiba-tiba datangnya. Menghujam bagaikan belati.
”Seandainya nanti aku harus memilih pak haji sebagai suami, terus kalau pak haji sudah bosan, aku yakin pak haji akan memperlakukan hal yang sama seperti istri-istri pak haji sebelumnya. Kamu pasti akan membunuhku juga ’kan? ”
”Ah, tidak mungkin itu dik” Suara lelaki itu terdengar kacau.
”Aku berada di sini atas kehendakku. Biarkan aku menemukan jati diriku di sini sebelum menentukan pilihan, mana orang-orang yang bisa dipercaya. Untuk saat ini aku tidak bisa mempercayai siapa-siapa. Suami sendiripun belum bisa aku percaya. Entah siapa yang benar dalam hal ini, aku belum tahu. Aku belum siap untuk kembali sebelum mengetahui siapa sesungguhnya yang bisa aku percaya!”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar