Selamat Datang di Ruang Pajang Cipta Karya Sastra (Puisi, Cerpen, Drama, Artikel, dan Catatan Budaya) =============================================================================

Jumat, 12 November 2010

Prosa liris: ROMANSA SAHIDI (24)

Dan khususnya kalangan pejabat-pejabat dinas pendidikan tempatnya mengadu untung dan mencari peruntungan nasib hidup, yang dikenal Sahidi selain hal-hal pemberian di atas salah satunya juga ada jamuan.
Gathering yang khusus disertai wanita-wanitanya yang sexy.
Gathering yang di follow-up lewat ticket perjalanan dinas, atau kalau tidak perlu ticket karena sudah ditanggung dinas maka, sangu bekal buat belanja jalan-jalan ke luar kota saja-pun itu cukup.
Gathering dalam kepuasan bathin dengan memberi sebuah gimmick berupa laptop.
Yang namanya disuguhkan barang jenis demikian pejabat mana yang tak akan ngiler.
Di jaman zig-zag negeri kaliyuga justru kekolotan akan tumpang tindih dalam kiasan definisi yang sok munafik.
Menampik di depan tapi dibukakan pintu samping rumah, Sttttt! Jangan sampai ketahuan, ini buat kelangsungan hidup kita.
Buat kelangsungan lembaga yang kita bina.
Buat kelangsungan PKBM yang lagi ngalir-ngalirnya dana atas nama masyarakat.
Buat kelangsungan binaan keaksaraan fungsional yang memberikan jamur bagi pertumbuhan rongga lambung hijau pejabat terkait hingga memberikan rasa empuk hingga para kroni yang saru-saru lapar.
Saru lapar itu ceritanya begini : salah satu cara untuk membedakan mana aksi fiksi dan mana yang kenyang beneran.
Kalau yang beneran kenyang logikanya segala kegitan komplit, dari pengajuan rencana kerja selembar bahkan berlembar-lembar proposal.
Tandatangan jelas.
Stempel-pun jelas.
Nah, kalau yang namanya fiksi itu memang benar-benar serakah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar