Selamat Datang di Ruang Pajang Cipta Karya Sastra (Puisi, Cerpen, Drama, Artikel, dan Catatan Budaya) =============================================================================

Senin, 26 Desember 2011

MEMANDANGMU SENGGIGI

( tak cukup panjang menunggu malam)


Mengawali jalannya senja matahari menghilang ditelan lautmu
alunan jazz lantunkan asmara yang mudah digali
tak cukup panjang menunggu malam
cinta siap menjajakan diri pada sudut sofa front office sebuah hotel berbintang, tidak menyia-nyiakan penawaran dalam kamar penantian
anak anak yang belajar dewasa dari usia sejenisnya
lautmu lahirnya cinta sesaat mendayu dalam irama dan kenangan mudah dibentuk
tak cukup panjang menunggu malam
adalah laut liur yang menggemaskan kerahasiaan

Anak anak menjadi dewasa karenanya tak perlu pusing suara dentang jam sekolah
tidak ada ketakutan kotbah agama, suara-suara semestinya mengingkari semester yang lupa digali, ternyata lautku punya kebebasan untuk berenang : malam hari
entah sudah hafal pada irama mana membentuk gemulai
menjadi bayang bayang menyatu dalam kegerahan malam
kegairahan lekuk-lekuk asmara yang fatal
dalam sekali tenggak hawa alkohol menjadi jampi dalam kenakalan musim
menjadi sang pesulap yang mahir memainkan angin
menerbangkan moral setara napas tubuh yang menggoyahkan angan
jadilah pengembala angin memintal rok rok semarakkan warna kulit
jadi benang benang lepas
dance hingar dalam bingarnya musik
tak cukup panjang menunggu malam :
- jadi jahanam!
mengawali pagi jalannya matahari berbalut sinar keemasan
matamu telanjang menggapai kenangan
malam terasa pendek

Mengawali jalannya senja, berikut bayi-bayi lahir bagai pasir berantakan
tak mengenal wajah bapaknya
tak mengerti dalam pelaminan ufuk senja
hingga terlahir dalam ketakmengertian
hawa haram yang dahsyat
berbau garam
yang kian gerah menanti malam
berikutnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar