Selamat Datang di Ruang Pajang Cipta Karya Sastra (Puisi, Cerpen, Drama, Artikel, dan Catatan Budaya) =============================================================================

Rabu, 27 Oktober 2010

Prosa liris: ROMANSA SAHIDI (18)

Belajar mengendalikan muka dengan cara bermuka-muka.
Belajar memahami topeng dalam menyembunyi preingai nan busuk.
Belajar mengendalikan kemarahan orang lain dengan membeli keahlian sang dukun.
Belajar memainkan angka-angka yang menggelontor di depan mata untuk memainkan aplikasi. Belajar mengeja kata-kata yang tepat buat penyusunan proposal serta merta belajar membangkitkan kepercayaan orang-orang agar mereka tidak mengetahui wajah sesungguhnya di balik topeng yang dia kenakan.
Seandainya dia ketemu maka matilah terbantai kemarahan keluarga sang dara muda yang hilang masa depannya oleh ulah bejat Sahidi.
Ketika berjumpa dalam pertemuan yang telak. Sahidi tidak mampu menolak.
Dipinang siri untuk menjaga prebawa kehormatan keluarga besar.
Senang, tentu senang Sahidi mengeram janin tak terkontrol. Geram tentu geram Sahatun yang pernah berupaya menjalin masa depan.
Semua menjadi sia-sia……..
Nasi telah membubur sehangat cinta tahi ayam.
Hanya hangat di luarnya saja.
Sahidi yang ibarat Wisrawa yang gagal mumpuni para siswa-siswi anak didik nusa dan bangsa.
Namun dia bukan Begawan
Lebih tepat disebut Don Juan yang mencoba perkakas segala bentuk pernik-pernik senggeger.
Senggeger yang mampu membuat wanita terkulai lemah.
Senggeger yang mampu membuat wanita ketagihan.
Senggeger yang mampu membuat wanita termudahkan
Senggeger yang mampu menampik moralitas sebagai ranjang kebebasan
Dalam merebut birahi cinta siluman
Sekali lagi, namanya cinta tahi ayam
Yang hangat sesaat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar