Selamat Datang di Ruang Pajang Cipta Karya Sastra (Puisi, Cerpen, Drama, Artikel, dan Catatan Budaya) =============================================================================

Jumat, 01 Oktober 2010

Prosa liris: ROMANSA SAHIDI (11)

Dan seperti biasa di warung remaja ia berlaku. Warung lahan yang mudah buat merencakan niat busuknya. Dan rencana Sahidi mengalir lancer dalam kebusukan-kebusukan bak makanan yang masuk dalam liang lambungnya yang tak menyembunyikan kebusukan, namun mampu membius orang sekitarnya untuk lupa sesaat.
Tentu dia akan berlama-lama ke belakang sebelum menemani teman kencannya. Entah apa yang dilakukan di belakang. Sesaat lama keluar dengan binar yang tanpa sadar setelah sang wanita mencicipi hidangan itupun menjadi turut berbinar-binar melupakan latar belakang. Lalu tertawa bersama dan bersenda gurau dengan bahasa vokal mendekati vulgar. Lalu bercengkrama. Lalu saling cengkeram. Dan pada akhirnya sama-sama tidak menyandang status. Dan pada akhirnya membentuk garis lurus. Tidak membentuk norma lagi. Pada akhirnya sama-sama belajar mengigau. Tapi kalau seandainya dia tidak tunduk maka Sahidi menambah kegaiban spare-part lebih spesifik lagi, bila perlu dibuat hingga terlena lupa untuk membedakan mana daratan dan mana lautan. Mana hunian rumah serta lupa jalannya pulang. Inilah jurus kedua yang diterapkan pada setiap wanita yang tak mampu menolak asmara yang ditawarkan. Tak mampu ditawar tawar Tak mampu!!! Kembali pada masa-masa sebelum keemasan yang cerah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar