Selamat Datang di Ruang Pajang Cipta Karya Sastra (Puisi, Cerpen, Drama, Artikel, dan Catatan Budaya) =============================================================================

Selasa, 01 Februari 2011

Prosa liris: ROMANSA SAHIDI (72)


Berikan kebebasan untuk melanglang serta beri sedikit celah birahi itu untuk menuntaskan tuntutannya.
Namun cara beragamanya seorang haji Saidi lebih tepat dikatakan sebagai penganut setan.
Tidak beragama sesuai agamanya sendiri.
Akhirnya kata-kata haji Saidi yang masih terngiang di telinga Sahatun, yang sekarang sebagai mantan istrinya : Tiada hari tanpa senggama.
Tiada hari tanpa ngesex dengan perempuan-perempuan yang datang menyodorkan bau tubuhnya.
Luar biasa!
Bukan kemaluannya yang luar biasa.
Tapi senggegernya yang luar biasa demikian mudah dan ringannya mengalungkan kemaluan pada setiap wanita yang menjadi bagian dari mangsanya. Saat Ayu berduaan dengan Haji Saidi, saat mata-mata Sahatun mengikuti langkahnya secara terus menerus tiada henti. Kemudian sms Ayu dengan nomor yang berbeda. Ayu-pun kaget menerima sms yang bukan bernada ancaman, namun bernada sinis penuh cemooh.
”Coba lihat isi sms ini, pak. Aku tak mau dikatakan sebagai wanita gatel, perusak keluarga. Apalagi kamu belum resmi ceraikan istrimu itu. “ Ayu menunjukkan Hpnya ke hadapan lelaki itu. Haji Saidi membaca cermat. Keningnya berkerut sesaat. Lalu membalas isi sms itu melalui nomernya sendiri.
“ Iya, Ayu ada dalam pelukan saya, memang kenapa?” Haji Saidi membalas dengan rasa sedikit geram. Ia tahu itu sms istrinya yang belum dianggap mantan dalam catatan sipil. Masih dalam status sengketa yang mungkin dapat dirujukkan kembali.
“Tapi siapa yang mau rujuk?” Sahatun berteriak jengkel menganggap sekembali haji Saidi dari tanah suci bukannya berubah tabiatnya, justru kian menjadi-jadi. Tua-tua keladi, semakin tua semakin terbakar birahi. Lupa jalan kebenaran. Apa kebenaran itu? Atau hakekat kebenaran yang ada dalam agamanya. Dimana Tuhan itu saat ini berada? Saidi lupa tuntunan. Segala

Tidak ada komentar:

Posting Komentar