Selamat Datang di Ruang Pajang Cipta Karya Sastra (Puisi, Cerpen, Drama, Artikel, dan Catatan Budaya) =============================================================================

Senin, 27 September 2010

Prosa liris: ROMANSA SAHIDI (10)

Prosa liris: ROMANSA SAHIDI
(10)

Dan lelaki di hadapannya adalah sosok lelaki bertubuh kekar dan dinamis mengutarakan keinginan. “Engkau harus tunduk di hadapanku……..Engkau harus bercumbu denganku………” Dan segala sesuatunya berlanjut di luar kehendak. Selanjutnya wahai, wanita: engkau yang datang merayu-rayu. Menagih-nagih keinginan. Akan menjadi gila karenanya, manakala Sahidi sedemikian rupa bergelut dalam kesibukannya yang khas : menyapa setiap penjabat yang sarapan di warungnya yang elite dekat pelabuhan. Warung yang mampu menyulap pendatang menjadi ketagihan untuk datang menyantap berkali-kali segala keramahan yang ditawarkannya. Warungnyapun cukup khas dikenal dan hampir semua pejabat yang dibawanya berkenan mampir mencicipi negosiasinya.
Semuanya jadi relasi. Nama warung itu ‘Gadis Remaja’ yang semula remaja berhubung gaya penampilan Sahidi mirip don juan penakluk dara menjadi ada tambahan sinonim yang tidak terlalu menjolok namun ideal. Warung yang sangat sederhana buat lidah yang mewah. Selanjutnya datang kembali bersama wanita mengenalkan warungnya. Dan warung yang sesungguhnya pengelolaannya adalah masih menjadi milik keluarganya bagi lidah yang dating justru sangat mengesankan. Kalau di warung keluarga satunya dia datangi bersama teman kencannya yang bukan istrinya maka mereka pada berkilah : Eh, perek mana lagi yang kau bawa. Oh, kalimat sengak yang memang sudah menjadi tabiat Sahidi untuk dikomentari saudaranya.
Itu menandakan Sahidi dianggap suka membawa perek untuk dibawa mampir ke warungnya, selanjutnya disuguhkan pelet dalam campuran makanan secara diam-diam. Itu yang terjadi setelah dipikirkan berlama-lama meninggalkan tamunya ke ruang belakang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar