Selamat Datang di Ruang Pajang Cipta Karya Sastra (Puisi, Cerpen, Drama, Artikel, dan Catatan Budaya) =============================================================================

Selasa, 03 Mei 2011

Novel : SENGGEGER KECIAL KUNING JARAN GUYANG ( 41)

dari pemikiran-pemikiran aneh penuh tanda-tanya tak terjawab. Karena memang tidak membutuhkan suatu jawaban yang pasti. Karena senyumnya tidak memberikan jawaban.
”Kita sudah sepakat dengan kakakmu itu untuk bikin gek senang,” hanya itu kata-kata yang pernah keluar dari mbok. Ucapan penuh skenario terencana. Ada suatu rahasia yang disembunyikan dalam kehidupan mereka. Rina lama-lama menjadi heran dengan kata-kata yang dikeluarkan istri kakaknya.
”Tapi bagaimana perasaan mbok yang sesungguhnya? Coba katakan yang jujur” Rina mengejar.
Mbok hanya senyum-senyum penuh misteri.
”Rasa senang yang bagaimana, mbok?” Rina bertanya lagi penuh kepolosan seorang anak-anak.
”Nanti juga gek akan mengerti,” akhirnya lelaki itu menjawab ringan. Mencairkan kekakuan yang tengah terjadi untuk menghindari debat panjang antara sesama wanita.
”Gek sendiri senang ’kan datang kemari?” istri kakaknya menimpali dengan pertanyaan.
”Iya jelas dong. Ini juga ’kan rumah kakak sebagai saudara kita.” Rina menjawab sangat lugu. Jawaban yang apa adanya itu kontan membuat Badra dan istrinya tertawa terpingkal-pingkal. Eh, Rina terbengong-bengong, kenapa mereka tertawa? Apa yang mereka tertawakan dengan jawabnnya? Apa ada yang lucu?
Rina garuk-garuk kepala. Terlihat lucu di mata lelaki itu. Terkesan kekanak-kanakan.
”Kakakmu ini senang melihat gek mau main-main ke rumah,” Badra menjelaskan sembari mencuwil pipinya gemas. Rina membiarkan tangan nakal itu walau ada rasa risih yang tidak mampu ditutupi di hadapan istri kakaknya. Mbok seperti biasa melihat kejadian itu tanpa ekspresi. Seperti itu hal yang biasa terjadi. Rina jadi jengah karenanya. Seperti terkesan lelaki ini tidak menghargai istrinya dengan keisengan tangannya yang tidak mengenal sopan santun sama sekali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar