Selamat Datang di Ruang Pajang Cipta Karya Sastra (Puisi, Cerpen, Drama, Artikel, dan Catatan Budaya) =============================================================================

Sabtu, 30 April 2011

Novel : SENGGEGER KECIAL KUNING JARAN GUYANG ( 39 )

Rina kaget dan berteriak sambil menoleh ke samping. Tapi dilihat wajah mbok datar-datar saja sambil pura-pura membuang muka, seolah-olah merelakan kejadian itu tetangkap matanya. Atau memang pura-pura tidak tahu? Tidak mau tahu? Atau tidak ingin sampai menangkap basah kejadian itu? Atau barangkali ada yang disembunyikan dari sikapnya mbok?
Ada rasa janggal dalam peristiwa ini. Rina tidak tahu kenapa semua ini terjadi begitu saja. Dipaksa untuk membayangkan wajah bli Nyoman, malah bayangan itu kian jauh berlari. Dalam bayangannya, bli Nyoman seperti jual mahal dan berlari menjauhinya. Bli nyoman...bli Nyoman, kenapa bayanganmu kini hilang perlahan dalam hidupku? Kenapa?
Setiap membayangkan wajah suaminya selalu saja wajah Badra bermain-main di pelupuk mata hingga memenuhi rongga hati paling dalam. Ada apa ini? Apa yang tengah terjadi? Dia tidak tahu. Berulang kali akan dikatakan, bahwa ini tidak boleh terjadi, namun ada kekuatan lain yang menarik tubuh ini untuk tetap bertahan dengan kekuatan-kekuatannya yang aneh. Rina berusaha untuk mengatakan ini tidak boleh terjadi. Rina sudah memiliki seorang suami, namun berkali-kali bayangan suaminya selalu ada dalam pancaran rasa bersalah, tersudutkan dan penuh dengan bentuk kekurangan-kekurangan yang sangat mengecewakan hatinya.
Dan selalu saja wajah lelaki itu yang lebih kuat menarik dan membetot perhatiannya. Rina merasa tidak kuat dalam perlawanan bathin, seperti melawan ribuan kekuatan tak nampak. Namun apa daya, dia tetaplah seorang wanita. Tidak ada kekuatan yang mampu untuk membentur-benturkan ketakberdayaan ini. Tidak ada kekuatan lain untuk dapat melawan. Karena dia hanyalah seorang wanita biasa.
Seringkali tanpa ditemani suaminya yang selalu sibuk, Rina menyempatkan diri datang ke rumah kakaknya. Selalu disuguhkan segelas teh yang khusus dibuatkan oleh Badra. Karena haus, Rina langsung main srudut saja sepuas-puasnya. Hmm..,enak juga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar